skyline photography of buildings
Photo by Piccinng on Pexels.com

PMBOK 7 (Project Management Body of Knowledge 7) adalah panduan manajemen proyek terbaru dari Project Management Institute (PMI) yang diterbitkan pada tahun 2021. Filosofi PMBOK 7 adalah bahwa manajemen proyek harus menjadi lebih adaptif, responsif, dan fleksibel untuk menghadapi tantangan dunia bisnis yang terus berkembang.

Berikut adalah 12 prinsip manajemen proyek menurut PMBOK dalam konteks Proyek Pengembangan Properti:

  1. Focus on Value: Fokus pada memberikan nilai yang diinginkan oleh pemangku kepentingan proyek dalam pengembangan properti, seperti keuntungan finansial, kualitas lingkungan, dan kepuasan pelanggan.
  2. Stakeholder Engagement: Melibatkan pemangku kepentingan proyek seperti investor, pemilik lahan, pihak berwenang, dan masyarakat sekitar dalam seluruh siklus hidup proyek.
  3. Teamwork and Collaboration: Mendorong kerja sama dan kolaborasi yang efektif antara tim proyek, konsultan, kontraktor, dan pemangku kepentingan lainnya dalam pengembangan properti.
  4. Adaptive Approach: Menggunakan pendekatan adaptif dalam pengembangan properti untuk menanggapi perubahan kondisi pasar, regulasi, dan kebutuhan pemangku kepentingan.
  5. Emphasize Leadership: Menempatkan pemimpin yang efektif dalam pengembangan properti untuk memimpin tim proyek dan memastikan pencapaian tujuan proyek yang sukses.
  6. Focus on Performance: Memantau dan mengevaluasi kinerja proyek secara teratur untuk memastikan pencapaian target kinerja, seperti jadwal, biaya, dan kualitas.
  7. Addressing Risk: Mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam pengembangan properti, seperti risiko teknis, keuangan, dan lingkungan, dan mengembangkan strategi mitigasi risiko yang efektif.
  8. Sustainability: Memperhatikan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam pengembangan properti, seperti penggunaan sumber daya yang efisien, perlindungan lingkungan, dan kontribusi sosial.
  9. Compliance: Mematuhi regulasi dan persyaratan hukum yang berlaku dalam pengembangan properti, seperti perizinan, peraturan lingkungan, dan keselamatan kerja.
  10. Continuous Improvement: Menerapkan proses perbaikan berkelanjutan dalam pengembangan properti untuk meningkatkan kinerja proyek dan memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan.
  11. Knowledge Management: Mengelola pengetahuan dan informasi yang terkait dengan pengembangan properti, seperti data pasar, teknologi, dan tren industri, untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik.
  12. Stakeholder Satisfaction: Meningkatkan kepuasan pemangku kepentingan proyek, seperti investor, pelanggan, dan masyarakat sekitar, dengan memberikan produk properti yang berkualitas, aman, dan ramah lingkungan.

Contoh untuk mengelola proyek pengembangan properti dengan skala lahan 4 hektare dan jumlah 300 unit dalam waktu 24 bulan dengan metode pembiayaan dari cashflow penjualan, ada beberapa aspek penting yang harus diperhatikan, yaitu:

Perencanaan yang matang: Perencanaan yang matang dan detail sangat penting dalam proyek pengembangan properti, terutama untuk proyek dengan skala besar seperti ini. Rencana proyek harus mencakup rincian tentang tahapan pekerjaan, jadwal, anggaran, kualitas, dan risiko. Rencana proyek ini harus didasarkan pada analisis yang akurat tentang pasar properti di wilayah tersebut, termasuk tren harga, permintaan, dan persaingan.

Pengorganisasian yang baik: Proyek pengembangan properti dengan skala besar ini membutuhkan banyak sumber daya, termasuk sumber daya manusia, sumber daya material, dan sumber daya keuangan. Penting untuk membentuk tim yang terampil dan efisien yang dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan proyek. Pastikan setiap anggota tim memahami tugas dan tanggung jawab mereka dengan jelas.

Kontrol biaya: Dalam proyek pengembangan properti, biaya dapat dengan mudah melampaui anggaran jika tidak diawasi dengan ketat. Pastikan bahwa anggaran yang telah ditetapkan terus dipantau dan dikelola dengan baik. Jika ada perubahan atau tambahan biaya yang diperlukan, pastikan bahwa hal tersebut diperhitungkan dengan cermat.

Monitoring dan Pengendalian: Penting untuk memonitor kemajuan proyek secara teratur dan memastikan bahwa jadwal proyek tetap sesuai dengan rencana. Pastikan bahwa setiap masalah atau kendala segera diatasi dan dipecahkan.

Pengelolaan risiko: Risiko dapat muncul dalam setiap proyek, termasuk proyek pengembangan properti. Identifikasi risiko potensial dan buat rencana untuk mengatasi risiko tersebut. Pastikan bahwa rencana tersebut diterapkan dan diikuti oleh semua anggota tim.

Kualitas bangunan: Penting untuk memastikan bahwa setiap unit rumah yang dibangun memiliki kualitas yang baik dan memenuhi standar yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa material yang digunakan berkualitas tinggi dan memenuhi standar, dan pastikan bahwa setiap tahap pembangunan diawasi secara ketat.

Pengelolaan waktu: Penting untuk memastikan bahwa jadwal proyek sesuai dengan rencana dan waktu yang ditetapkan. Pastikan bahwa setiap tahap proyek diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan jika ada keterlambatan, pastikan rencana tindakan yang tepat diambil.

Pemasaran dan penjualan: Penting untuk memperhatikan pasar properti dan tren harga. Pastikan bahwa unit rumah yang dibangun sesuai dengan kebutuhan dan preferensi konsumen dan terjual dengan baik.

Komunikasi yang efektif: Pastikan bahwa seluruh anggota tim memahami rencana proyek dan tugas mereka dengan jelas, dan pastikan bahwa komunikasi dilakukan secara teratur dan efektif. Sediakan jalur komunikasi yang jelas dan terbuka antara tim proyek, klien, dan pihak-pihak terkait lainnya.

Perizinan dan regulasi: Pastikan bahwa semua perizinan dan regulasi yang diperlukan telah diperoleh sebelum memulai proyek. Pastikan bahwa semua tahapan proyek mematuhi peraturan dan regulasi yang berlaku.

Keamanan: Penting untuk memastikan bahwa lingkungan proyek aman dan bebas dari risiko keamanan yang tidak perlu. Pastikan bahwa semua standar keamanan telah terpenuhi dan bahwa lingkungan proyek dijaga dengan baik.

Pengelolaan Kontrak: Pastikan bahwa kontrak dengan klien dan pihak lainnya disusun dengan baik dan jelas. Pastikan bahwa semua syarat dan ketentuan dalam kontrak dipahami dan diikuti dengan ketat. Pastikan bahwa semua masalah kontrak dipecahkan dengan tepat waktu.

Penerapan 12 prinsip manajemen proyek sangat penting dalam pengembangan proyek perumahan. Pertama-tama, prinsip-prinsip tersebut membantu para pengembang proyek perumahan dalam mengidentifikasi tujuan, mengatur sumber daya, serta mengelola risiko dan peluang. Dengan adanya prinsip-prinsip ini, para pengembang proyek dapat memastikan bahwa proyek tersebut akan berjalan secara efisien dan efektif, serta dapat diselesaikan tepat waktu.

Selain itu, penerapan prinsip manajemen proyek juga membantu para pengembang proyek perumahan dalam meningkatkan komunikasi dan koordinasi antara para stakeholder. Prinsip-prinsip ini memungkinkan para pengembang proyek untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan dan harapan para stakeholder, dan memastikan bahwa semua pihak terlibat dalam proyek tersebut memiliki visi dan tujuan yang sama. Dalam pengembangan proyek perumahan, komunikasi yang baik antara pengembang proyek, kontraktor, pemerintah setempat, serta masyarakat sekitar sangat penting untuk memastikan proyek tersebut dapat berjalan dengan baik dan memenuhi kebutuhan semua pihak yang terlibat. Oleh karena itu, penerapan prinsip manajemen proyek dapat membantu meningkatkan kesuksesan proyek perumahan serta memberikan manfaat jangka panjang bagi customer, pengembang, pemangku kepentingan, maupun masyarakat setempat.

109DPM Avatar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

109DPM