Korban jiwa s/d akhir Februari 2023 tercatat lebih dari 40.000 jiwa. Lebih dari 11.400 gedung runtuh. Lebih dari 345.000 unit apartemen hancur. Dan 1,1 juta orang tinggal di pengungsian.
Perencanaan Manajemen Proyek
Manajemen proyek merupakan sebuah disiplin ilmu yang sangat penting dalam bidang konstruksi. Hal ini karena manajemen proyek memiliki tugas untuk memastikan bahwa proyek berjalan sesuai dengan rencana, anggaran, dan batas waktu yang telah ditetapkan. Diantara yang termasuk tugas utama manajemen proyek ataupun konstruksi adalah memastikan kualitas konstruksi dan keselamatan manusia pada hasil akhir sebuah produk konstruksi yaitu bangunan.
Dalam kasus gempa di Turki, kegagalan konstruksi pada gedung telah menyebabkan banyaknya korban jiwa. Semua pihak yang terlibat dan terkait langsung dalam industri konstruksi termasuk di dalamnya perencanaan manajemen proyek, memiliki peran yang sangat penting untuk mencegah terulangnya tragedi serupa di masa depan.
Latar Belakang
Gempa di Turki pada tahun 1999 merupakan salah satu tragedi terburuk yang pernah terjadi di negara itu. Gempa dengan kekuatan 7,4 skala Richter ini menghancurkan banyak gedung dan menewaskan lebih dari 17.000 orang. Setelah kejadian ini, ditemukan bahwa banyak gedung yang runtuh disebabkan oleh kegagalan konstruksi. Gedung-gedung tersebut dibangun tanpa mempertimbangkan faktor keselamatan dan kualitas konstruksi yang memadai.
Peran Perencanaan Manajemen Proyek
Perencanaan manajemen proyek memainkan peran penting dalam mencegah terulangnya tragedi seperti yang terjadi di Turki. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh perencana manajemen proyek untuk memastikan keselamatan dan kualitas konstruksi. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Perencanaan dan Desain yang Teliti
Perencanaan dan desain yang teliti dapat membantu memastikan bahwa konstruksi gedung memenuhi standar keselamatan dan kualitas yang memadai. Perencanaan dan desain yang baik juga dapat mengurangi risiko kegagalan konstruksi.
2. Pemilihan Material Konstruksi yang Berkualitas
Pemilihan material konstruksi yang berkualitas sangat penting untuk memastikan kualitas konstruksi dan keselamatan manusia. Material konstruksi yang berkualitas juga dapat memperpanjang masa pakai bangunan.
3. Pengawasan Konstruksi yang Ketat
Pengawasan konstruksi yang ketat dapat membantu memastikan bahwa konstruksi gedung berjalan sesuai dengan rencana dan spesifikasi yang telah ditetapkan. Pengawasan yang ketat juga dapat mengurangi risiko kegagalan konstruksi.
4. Pelatihan dan Sertifikasi Tenaga Kerja
Pelatihan dan sertifikasi tenaga kerja sangat penting untuk memastikan bahwa mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam melakukan konstruksi gedung. Tenaga kerja yang terlatih dan bersertifikasi juga dapat mengurangi risiko kegagalan konstruksi.
Pelajaran Gempa 1999 Turki
Kegagalan konstruksi pada gedung di Turki pada tahun 1999 menyebabkan banyaknya korban jiwa. Gedung-gedung yang runtuh tersebut dibangun tanpa mempertimbangkan faktor keselamatan dan kualitas konstruksi yang memadai. Berikut adalah beberapa bukti spesifik terkait kasus tersebut:
Gedung Kartal
Gedung Kartal adalah sebuah gedung perkantoran yang dibangun pada tahun 1993. Gedung ini merupakan salah satu gedung yang runtuh saat gempa terjadi. Ditemukan bahwa gedung ini dibangun tanpa mempertimbangkan faktor keselamatan dan kualitas konstruksi yang memadai. Konstruksi gedung ini juga tidak memenuhi standar yang ditetapkan dalam peraturan bangunan Turki.
Gedung Cekmekoy
Gedung Cekmekoy adalah sebuah gedung apartemen yang dibangun pada tahun 1995. Gedung ini juga runtuh saat gempa terjadi. Ditemukan bahwa gedung ini dibangun dengan material konstruksi yang buruk dan tidak memenuhi standar keselamatan. Konstruksi gedung ini juga tidak dilakukan dengan pengawasan yang ketat.
Gedung Esenkent
Gedung Esenkent adalah sebuah gedung apartemen yang dibangun pada tahun 1997. Gedung ini juga mengalami kerusakan parah saat gempa terjadi. Ditemukan bahwa konstruksi gedung ini tidak mempertimbangkan faktor keselamatan dan kualitas konstruksi yang memadai. Konstruksi gedung ini juga tidak dilakukan dengan pengawasan yang ketat.
Kesimpulan
Kegagalan konstruksi pada gedung di Turki pada tahun 1999 merupakan sebuah tragedi yang dapat dihindari dengan perencanaan manajemen proyek yang tepat. Perencanaan yang teliti, pemilihan material konstruksi yang berkualitas, pengawasan konstruksi yang ketat, dan pelatihan dan sertifikasi tenaga kerja adalah beberapa hal yang dapat dilakukan oleh perencana manajemen proyek untuk memastikan keselamatan dan kualitas konstruksi. Kasus gempa di Turki ini menjadi pelajaran penting bagi kita semua untuk memastikan bahwa proyek konstruksi selalu mempertimbangkan faktor keselamatan dan kualitas konstruksi yang memadai.
Gempa 7,8 SR (Februari 2023)
Pada 8 Februari 2023, dua gempa bumi berkekuatan 7,8 dan 7,5 skala Richter melanda selatan Turki dan utara Suriah yang menyebabkan banyak bangunan runtuh dan ribuan orang meninggal. Beberapa bangunan yang baru dibangun juga ambruk dan menimbulkan pertanyaan serius mengenai standar keamanan bangunan.
Pemerintah Turki sebelumnya telah menetapkan standar baru pada 2018 yang mengatur bangunan di daerah rawan gempa untuk menggunakan beton berkualitas tinggi yang diperkuat dengan besi tulangan. Kolom dan balok harus didistribusikan untuk menyerap dampak gempa.
Meskipun demikian, ternyata sangat sulit untuk dilakukan verifikasi atas standar konstruksi yang digunakan dalam bangunan-bangunan yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa peraturan pembangunan telah diperketat setelah bencana sebelumnya (1999), namun penerapan peraturan ini masih lemah.
Gempa bumi ini membuat banyak orang bertanya-tanya mengenai peraturan bangunan yang ada dan keamanannya, khususnya karena para ahli mengatakan bangunan yang dibangun dengan benar seharusnya dapat tetap berdiri. Berkaca pada Jepang, meskipun terkenal dengan gempa bumi yang sering terjadi, berhasil membuat bangunan tinggi yang aman karena diterapkannya peraturan ketat dalam membangun gedung.
Kondisi tersebut memunculkan pertanyaan tentang standar keamanan bangunan di Turki, terutama karena beberapa gedung apartemen yang baru dibangun juga runtuh akibat gempa tersebut.
Teknik konstruksi modern seharusnya sudah mampu membuat bangunan yang dapat bertahan dari gempa bumi dengan magnitudo sebesar ini. Peraturan setelah bencana sebelumnya di Turki seharusnya bisa memastikan keamanan bangunan di daerah rawan gempa. Namun, faktanya bahkan beberapa gedung apartemen terbaru runtuh dan rata menjadi debu, sehingga memunculkan pertanyaan tentang keamanan bangunan dan standar keselamatan yang diterapkan.
Meskipun gempa bumi tersebut sangat kuat, ahli mengatakan bahwa bangunan yang dibangun dengan benar seharusnya mampu bertahan. Namun, hampir semua bangunan yang runtuh tidak memenuhi standar konstruksi gempa bumi yang diharapkan. Regulasi konstruksi telah diperketat setelah bencana sebelumnya, termasuk gempa bumi di Izmit pada tahun 1999, tetapi hukum dan standar terbaru yang ditetapkan pada tahun 2018 faktanya telah diterapkan dengan buruk.
Negara seperti Jepang telah menunjukkan bagaimana regulasi bangunan dapat membantu menjaga keselamatan orang selama bencana, terutama gempa bumi yang parah. Oleh karena itu, pemerintah Turki harus memperketat dan memperkuat pelaksanaan peraturan konstruksi bangunan yang baru diperbarui, termasuk retrofitting bangunan yang sudah ada dan menegakkan standar keamanan pada bangunan baru.
Retrofitting Bangunan
Retrofitting bangunan adalah proses memperbarui atau memperbaiki bangunan yang sudah ada untuk meningkatkan kinerja struktural, fungsional, dan energi. Tujuan utama retrofitting adalah untuk meningkatkan keamanan dan keandalan bangunan, serta meningkatkan efisiensi dan kenyamanan pengguna.
Proses retrofitting dapat melibatkan penggantian sistem struktural, seperti kolom atau balok, penguatan dinding, dan peningkatan kinerja pondasi. Selain itu, retrofitting juga dapat melibatkan penggantian atau penambahan sistem mekanikal, seperti sistem pemanas, ventilasi, dan pendingin udara.
Peningkatan efisiensi energi adalah bagian penting dari retrofitting bangunan. Ini dapat mencakup penggantian sistem pencahayaan dan peralatan elektronik dengan yang lebih efisien, penambahan isolasi pada dinding, atap, dan lantai, serta peningkatan penggunaan energi terbarukan, seperti panel surya.
Retrofitting bangunan dapat dilakukan pada berbagai jenis bangunan, termasuk rumah, gedung perkantoran, bangunan komersial, dan bangunan industri. Hal ini dapat diterapkan pada bangunan tua yang membutuhkan perbaikan atau bangunan baru yang memerlukan perubahan untuk memenuhi persyaratan peraturan dan standar terbaru. Retrofitting dapat membantu mengurangi emisi karbon dan biaya operasional, juga sekaligus dapat meningkatkan nilai properti.
Manajemen Risiko
Mengelola risiko gempa adalah tugas penting dalam manajemen proyek konstruksi. Berikut adalah beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk memitigasi risiko gempa yang berdampak fatal pada bangunan:
Evaluasi Risiko – Langkah pertama adalah mengevaluasi risiko yang mungkin terjadi pada lokasi proyek. Ini termasuk memeriksa sejarah gempa di daerah tersebut, memeriksa jenis tanah dan kondisi geologi, serta melakukan analisis struktural untuk menentukan seberapa kuat bangunan tersebut terhadap gempa.
Perencanaan Desain – Selanjutnya, perlu dilakukan perencanaan desain bangunan yang memperhitungkan faktor risiko gempa. Ini meliputi menyesuaikan material bangunan, menghitung beban gempa, dan memilih sistem struktur yang cocok.
Pengawasan Konstruksi – Penting untuk memastikan bahwa konstruksi bangunan dilakukan dengan benar. Menggunakan tenaga kerja terlatih dan mematuhi standar keamanan konstruksi juga dapat membantu memitigasi risiko gempa.
Pemeliharaan Bangunan – Setelah bangunan selesai dibangun, perlu dilakukan pemeliharaan rutin untuk memastikan keamanan bangunan terjaga. Ini termasuk memeriksa struktur, sistem listrik, dan sistem pipa air secara berkala.
Rencana Penanganan Darurat – Jika terjadi gempa, rencana penanganan darurat harus disiapkan sebelumnya. Ini termasuk menentukan area evakuasi, menyediakan alat pemadam kebakaran, dan menyediakan obat-obatan dan persediaan makanan dan air yang cukup.
Asuransi – Menyediakan asuransi yang tepat dapat membantu memitigasi risiko gempa. Ini meliputi asuransi properti, asuransi kerusakan bangunan, dan asuransi kecelakaan kerja.
Pelatihan – Memberikan pelatihan kepada staf proyek dan penghuni bangunan tentang tindakan yang harus diambil jika terjadi gempa dapat membantu mempercepat respons dan mengurangi risiko kecelakaan.
Dengan melakukan tindakan-tindakan ini, manajemen proyek dapat membantu memitigasi risiko gempa yang berdampak fatal pada bangunan dan memastikan keamanan bagi penghuni dan pengunjung bangunan.
Jika dilakukan efisiensi biaya dengan mengorbankan kualitas atau keamanan bangunan, maka ada risiko fatal bahwa gedung tersebut dapat hancur akibat gempa. Dampak dari risiko ini sangat besar, termasuk hilangnya nyawa dan kerugian finansial yang signifikan. Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi jika dilakukan efisiensi biaya yang berdampak pada risiko fatal sebuah gedung hancur akibat gempa:
Kerugian Finansial – Biaya efisiensi yang dilakukan pada awalnya dapat mengurangi biaya proyek, namun jika terjadi kerusakan fatal pada gedung akibat gempa, biaya perbaikan dan ganti rugi dapat jauh lebih besar. Selain itu, kehilangan nyawa dan cedera yang parah dapat menimbulkan tuntutan hukum yang dapat memperparah kerugian finansial.
Hilangnya Nyawa dan Cedera – Risiko fatal terbesar dari gedung yang tidak aman adalah hilangnya nyawa dan cedera yang parah pada penghuni dan pengunjung gedung. Ini dapat menimbulkan trauma dan kesedihan yang besar bagi keluarga korban dan masyarakat secara umum.
Kehilangan Reputasi – Jika terjadi insiden fatal pada bangunan, reputasi pengembang dan kontraktor dapat tercemar. Ini dapat berdampak pada kepercayaan dan loyalitas pelanggan di masa depan.
Penundaan Proyek – Jika terjadi kerusakan fatal pada gedung akibat gempa, maka proyek dapat ditunda atau bahkan dibatalkan. Ini akan menyebabkan kerugian finansial dan waktu yang signifikan bagi pengembang dan kontraktor.
Oleh karena itu, meskipun efisiensi biaya penting dalam manajemen proyek, namun harus dipastikan bahwa kualitas dan keamanan bangunan tetap menjadi prioritas utama. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadopsi standar keamanan yang ketat dan mempekerjakan tenaga kerja terlatih dan berpengalaman, serta memilih material dan sistem struktur yang sesuai.
Dengan memastikan keamanan dan kualitas bangunan, manajemen proyek dapat mengurangi risiko fatal pada kerusakan gedung hingga bahkan hancurnya gedung akibat gempa. Manajemen risiko memiliki tugas untuk memastikan keamanan dan keselamatan bagi penghuni dan pengunjung sebagai user atau pengguna dari hasil akhir sebuah proyek.
Leave a Reply