, ,

Manajemen Proyek: AGILE vs WATERFALL

Manajemen proyek agile dan waterfall adalah dua pendekatan yang berbeda dalam pengembangan proyek, termasuk proyek pengembangan perumahan. Berikut adalah perbedaan utama antara manajemen proyek agile dan waterfall dalam proyek pengembangan perumahan:

  1. Sifat proyek: Dalam manajemen proyek waterfall, proyek dipecah menjadi fase-fase yang jelas dan terstruktur dengan tahapan yang berurutan. Sementara dalam manajemen proyek agile, proyek dikembangkan dalam iterasi, dengan fokus pada value delivery (objective) yang cepat dan inkremental.
  2. Fleksibilitas: Manajemen proyek agile lebih fleksibel daripada waterfall, karena dapat menyesuaikan diri dengan perubahan dan kebutuhan proyek dengan lebih cepat. Sementara waterfall memerlukan rencana yang jelas dan sulit untuk diubah jika ada perubahan kebutuhan.
  3. Tim: Dalam manajemen proyek agile, tim biasanya lebih kecil dan bekerja bersama-sama dalam satu tim, termasuk para pemangku kepentingan dalam proyek. Sedangkan dalam waterfall, tim dibagi menjadi kelompok yang berbeda-beda untuk setiap fase.
  4. Product Delivery: Manajemen proyek agile lebih berfokus pada menyelesaikan produk (objective) atau fitur yang siap untuk digunakan, sedangkan waterfall lebih berfokus pada penyelesaian produk secara keseluruhan yang baru dapat diuji pada akhir proyek.
  5. Peran stakeholder: Dalam manajemen proyek agile, para pemangku kepentingan (stakeholder) terlibat lebih erat dalam setiap tahap pengembangan produk dan memberikan umpan balik secara teratur. Sementara dalam waterfall, para pemangku kepentingan lebih berperan sebagai peninjau pada akhir setiap fase.
  6. Risiko: Manajemen proyek agile lebih berisiko daripada waterfall, karena lebih terbuka terhadap perubahan dan memerlukan interaksi yang lebih sering dengan pelanggan atau pemangku kepentingan. Sementara waterfall lebih stabil dan dapat menetapkan proyek dalam jangka waktu yang lebih jelas.

Dalam proyek pengembangan perumahan, baik manajemen proyek agile maupun waterfall dapat digunakan tergantung pada situasi dan kebutuhan proyek. Namun, manajemen proyek agile dapat lebih cocok untuk proyek dengan kebutuhan yang berubah-ubah dan memerlukan kolaborasi yang lebih erat dengan pemangku kepentingan. Sedangkan waterfall lebih cocok untuk proyek dengan lingkup yang lebih jelas dan memerlukan rencana yang lebih terstruktur.

By Plan vs By Changes

Apakah Agile Project Management mirip dengan MBO (Management by Objective)?

Manajemen berbasis tujuan (MBO) dapat membantu dalam mengarahkan upaya dan sumber daya perusahaan untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Beberapa contoh tujuan yang dapat ditetapkan melalui MBO dalam konteks pengelolaan pengembangan perumahan meliputi:

  1. Meningkatkan penjualan rumah dengan target yang spesifik dalam setiap periode penjualan.
  2. Meningkatkan kualitas dan keamanan bangunan melalui peningkatan kualitas material dan metode konstruksi yang digunakan.
  3. Meningkatkan kepuasan pelanggan melalui pelayanan yang baik, memenuhi permintaan pelanggan, dan penyelesaian masalah yang cepat.
  4. Mengurangi biaya produksi melalui penghematan bahan baku dan efisiensi operasional.

Dalam penerapan MBO, penting untuk memastikan bahwa setiap tujuan yang ditetapkan terukur, dapat dicapai, dan terkait dengan tujuan jangka panjang perusahaan. Hal ini dapat membantu meningkatkan fokus dan akuntabilitas dalam mencapai tujuan perusahaan serta memungkinkan manajemen untuk melacak kemajuan dalam pencapaian tujuan tersebut.

Manajemen Berbasis Tujuan (MBO) dan Agile Project Management adalah dua konsep yang berbeda.

MBO adalah pendekatan manajemen yang melibatkan penetapan tujuan yang spesifik, dapat diukur, dan dibatasi waktu untuk individu atau tim untuk mencapainya. Dalam MBO, tujuan perusahaan dipecah menjadi tujuan karyawan dan setiap karyawan diberikan target yang harus dicapai dalam rangka mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan. MBO biasanya digunakan dalam lingkungan bisnis yang stabil dan membutuhkan perencanaan jangka panjang, kurang tepat jika diterapkan pada lingkungan bisnis yang belum stabil atau tersistem dengan baik.

Sementara itu, Agile Project Management adalah metode pengelolaan proyek yang lebih terfokus pada penyelesaian produk atau layanan dalam periode waktu yang singkat dengan penggunaan strategi yang fleksibel dan adaptif. Agile Project Management memprioritaskan kolaborasi, adaptasi, dan responsif terhadap perubahan, sehingga cocok untuk lingkungan bisnis yang dinamis dan cepat berubah.

Meskipun keduanya fokus pada pencapaian tujuan, MBO lebih terkait dengan manajemen bisnis umum, sedangkan Agile Project Management lebih terkait dengan pengelolaan proyek yang fleksibel dan adaptif.

MBO mungkin tidak cocok untuk lingkungan perusahaan yang belum stabil karena alasan berikut:

Kondisi lingkungan bisnis yang tidak stabil dapat memengaruhi perubahan prioritas dan kebutuhan bisnis secara cepat. MBO menekankan pada penetapan tujuan jangka panjang dan kemajuan yang terukur terhadap tujuan tersebut. Oleh karena itu, jika tidak fleksibel dalam menghadapi perubahan prioritas yang cepat maka kemajuan akan sulit diperoleh.

Lingkungan perusahaan yang tidak stabil membutuhkan respon yang adaptif terhadap perubahan, dalam lingkungan bisnis yang belum stabil, prioritas dan tujuan bisnis dapat berubah dengan cepat. MBO mungkin membutuhkan perencanaan jangka panjang dan tidak bisa dengan cepat merespon perubahan kebutuhan bisnis yang mendadak dan tidak terencana.

Sebaliknya, di lingkungan bisnis yang belum stabil, Agile Project Management dapat menjadi lebih cocok karena mengutamakan adaptasi, fleksibilitas, dan karakter responsif terhadap perubahan. Pendekatan ini memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan tujuan dan strategi bisnis sesuai dengan perubahan kondisi lingkungan bisnis yang cepat, sehingga dapat menghasilkan hasil yang lebih efektif.

109DPM Avatar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

109DPM